Bukan Hanya Cari Pengalaman

Beberapa tahun belakangan ini saya lagi gemar-gemarnya bermain bola basket. Mulai dari bermain dengan kolega hingga menyaksikan berbagai kompetisi lokal (IBL, DBL etc.), kompetisi luar negeri (NBA, ABL), sejarahnya bahkan sampai mulai sering-sering lihat sneaker yang mulai booming lagi semester 2 tahun 2019 (entah kenapa basket erat dengan mode sepatu).

Salah satu yang sering saya lakukan untuk “memuaskan” hobi saya sekarang soal basket adalah berselancar di instagram dan mengikuti beberapa akun yang gemar membahas basket.

Salah satunya adalah @mysneakersdiary (inactive for now. don’t know why)

Pemilik akun ini – menurut informasi yang saya tahu – adalah seorang dokter yang berkutat pada perkembangan psikomotorik atlet-atlet terutama atlet basket mulai dari teknik-teknik dasar, strategi permainan, pola nutrisi hingga proses pemulihan mereka setiap selesai kompetisi. Jujur, saya salut dengan beliau.

Pertama, dia bisa melihat pasar yang  bisa menyalurkan hobinya sekaligus memberikan penghasilan. Ikigai. Ini berarti kecerdikan, kelihaian dan keberuntungan saling berkolaborasi memberikan hasil. Ingat, memiliki pekerjaan sesuai hobi, kemampuan dan passion itu cukup sukar.

Kedua, dokter ini beserta timnya membina secara khusus atlet-atlet  basket profesional Indonesia pilihan mereka dan mengikuti perkembangannya mereka secara serius (bisa dilihat di post IG mereka) dan bahkan tidak sedikit dari mereka yang infonya disponsori (yah walaupun setahu saya bentuknya kebanyakan pemberian sneaker yang bagus-bagus. Mungkin ada yang lainnya lagi tapi saya ga tahu juga).

Salah satu postingannya baru-baru ini menuliskan caption “…tujuan uji coba adalah untuk mengevaluasi apakah atlet bisa mengeksekusi misi yang diberikan dan bukan sekedar menggunakan waktu dan energi untuk cari pengalaman yang abstrak…”. Sedikit konteks disini, pada perhelatan Piala Presiden 2019 (kompetisi bola basket nasional) kemarin, ada beberapa atlet binaan mereka yang dilihat perkembangannya pada kompetisi ini. Yang menarik adalah, atlet binaan ini diberikan target pada kompetisi tersebut untuk mengukur perkembangan mereka. Selain itu teknik dasar dan positioning yang sudah dilatih sebelumnya akan dievaluasi secara menyeluruh selama pertandingan.

Ini yang sering kita lupakan.

Termasuk saya.

Banyak dari kita mengikuti kompetisi atau bekerja dalamn suatu tim untuk mencari jam terbang. Apakah ini salah? Tidak. Tapi kita kerap lupa bahwa selama perjalanan kita tersebut, ada satu hal yang harus kita lakukan juga. Mengukur progress kita sendiri.

Semua hal yang pernah kita pelajari dan latih akan dipakai di dunia nyata. Disini, metrik memiliki peranan penting. Kita hanya bisa mengukur progess apabila kita telah menentukan apa saja indikator kemajuan kita. Penyematan nilai atau kualitas yang harus dicapai pada setiap indikator tersebut dinamakan metrik. Ketika metrik sudah ada, maka kita tahu apa yang harus dicapai dan menjadi fokus kita untuk dikembangkan sembari kita berusaha menambah jam terbang kita.

So dont waste your time. Start here, start now and start simple.

Leave a Comment